Selasa, 15 Juli 2014

Tak Tertolong , Sudah Tak Tertolong Lagi.

                 Ketika saya menggelar Sadhana Kalacakra di Malaysia, Acarya Lianxin dari Hongkong membawa foto seseorang berikut datanya untuk di perlihatkan kepada saya.


                Saya bertanya, “Orang mana ?”
                “Tiongkok.”
                “Namanya ?”
                “Hong Wenyi.” (nama samaran)
                Acarya Lianxin mendekati  telinga saya dan bertanya, “Bisakah tertolong ?”
                “Tak tertolong, sudah tak tertolong lagi !”

                (Melalui foto orang tsb , yg terlihat oleh saya adalah sesosok tengkorak yg terbaring di dalam peti mati)
                Acarya Lianxin memohon, “Mahaguru, bagaimana pun orang ini mesti di tolong !”
                Saya hanya memanggut manggut, lalu berkata,”Di usahakan !”

                Kemudian,  saya kembali ke Seattle, Amerika.  Acarya Lianxin sengaja dari Hongkong terbang ke Amerika dengan membawa foto ini bertemu dengan saya.

                Ia bertanya, “Bisakah tertolong ?”
                Begitu saya melihat, dari foto menampakkan seseorang terbaring di dalam sebuah peti mati.
                Sekali lagi saya menggeleng gelengkan kepala, “Tak tertolong,sudah tak tertolong lagi !”
                Acarya Lianxin berkata, “Orang ini , bagaimanapun Mahaguru mesti menolongnya. Mahaguru memiliki kekuatan Buddhadharma yang di luar batas alam, bagaimanapun mesti menolong nya. Saya memohon kepada Anda !”
                Saya berkata, “Saya akan berusaha lewat Ritual Apihoma !”
                Demi Hong Wenyi,, saya  sdh tiga kali melakukan Ritual  Apihoma. Namun, saya menggeleng-gelengkan, sebab di dalam apihoma, saya melihat sebuah peti mati yang sama.
                Saya menghela napas, “Ini sebuah niyatakarma, tak tertolong, sudah tak tertolong lagi !”


                Acarya Lianning dan Acarya Lianjie yg berada di Seattle melihat saya menggeleng-gelengkan kepala,sadar bahwa Hong Wenyi jangan-jangan memang sdh tak tertolong lagi.
                Disaat saya menekuni Ritual Apihoma, reaksi satu-satunya dari Hong Wenyi adalah , kedua tangannya ternyata bisa membentuk mudra.
                Saya berkata, “Saya  tidak dapat memecahkan niyatakarma , Tathagata pun tidak dapat memecahkan niyatakarma. Saya hanya dapat menuntun dirinya terlahir di Tanah Suci Buddhaloka.”
                Acarya Lianxin masih penasaran,  demi Hong Wenyi, ia mengundang pula Bhiksu Sangha di Vihara Vajragarbha Seattle untuk melakukan ritual sebagai berikut :

                - Ksamaya.
                - Penjapaan Sutra
                - Tolak Bala
                - Penyalaan Pelita

                Demi menolong Hong Wenyi , Acarya Lianxin boleh di bilang telah berupaya semaksimal mungkin, segala kekuatan, baik yg berwujud maupun yg tanpa wujud, sudah di gunakan secara total.

                Tetapi, yg terlihat oleh saya, tetap adalah sebuah peti mati.
                Saya berkata, “ Sulit terhindar dari malapetaka yg telah ditakdirkan.”

                Akhirnya , terdengar sebuah berita bahwa Hong Wenyi meninggal di ruang ICCU.

                Saya berkata, “Saya tidak dapat menolong nyawanya, sebab badannya sudah rusak. Tapi, sosok bardonya (arwah) tidak rusak. Saya akan menuntun sosok bardonya menuju ke Tanah Suci Buddhaloka nan suci.”

                Melalui mata dewa saya, ia terlihat masuk ke Buddhaloka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar