Senin, 14 Juli 2014

Pembunuhan dalam Permainan Komputer?

Seseorang bertanya, "Ada seorang Bhiksu Jingkong, saat menjawab pertanyaan umat, mengatakan bahwa pembunuhan dalam permainan komputer juga dosa, setara dengan karma membunuh manusia, benarkah penjelasan ini?"

Bertanya lagi, "Insan dalam permainan komputer tidak bisa sakit, atau terluka, mengapa bisa berdosa?"

Bertanya lagi, "Membunuh manusia dalam kehidupan sekarang ada karma perbuatan dan karma pikiran, membunuh manusia dalam permainan komputer apakah ada karma perbuatan dan karma pikiran?"

Saya menjawab:

Karena 3 pertanyaan ini berkaitan dengan "permainan komputer", saya akan menjawabnya sekaligus di sini.

Kita tahu, Bhiksu Jingkong sangat gigih membabarkan Sukhavati, Bhiksu Jingkong juga panik, maka, ia tentu saja mengatakan, pembunuhan dalam permainan komputer juga berdosa, setara dengan karma membunuh manusia.

Di sini, saya jelaskan:

Ini adalah masalah "hati".

Saya jelaskan dulu sebentar bahwa "hati" dan "pikiran" itu mengacu pada mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, pikiran, landasan pikiran, dan kesadaran Alaya.

Kesadaran Alaya dijuluki "hati yang terhalus".

Nama lain dari Kesadaran Alaya sangat banyak, ada yang menyebutnya "Tathagatagarbha", dengan kata lain, "dalam Tathagata tersimpan Tathagata" atau Buddhata.

Berlatih Sekte Zen sampai tingkat tertinggi:

"Dhyana" -- tidak terpengaruh oleh lingkungan luar.

"Stabil" -- hati tidak kalut.

Jika seorang sadhaka memiliki teknik meditasi yang sangat dalam, saat ia bermain "permainan komputer", ia mampu bebas dari pengaruh permainan komputer, hati juga tidak kalut. Ini artinya ia tidak tercemar oleh permainan pembunuhan dalam komputer, sadhaka demikian, menurut saya pribadi:

"Bebas dari karma pembunuhan!"

Karena "tiada penyertaan hati".

Sebaliknya, orang awam biasa, kecanduan permainan "pembunuhan" dalam komputer, "hati" terpengaruh, bunuh sana bunuh sini, satu per satu ditiru dalam kehidupan nyata, selama sangat terkesan dalam "hati", pasti ada karmanya.

Jika terpengaruh.

Jika hati kalut.

Maka, mengalami karma!

Saya pribadi sangat setuju dengan ucapan Bhiksu Jingkong, karena, di dunia ini sudah tidak ada seberapa orang lagi yang tidak terpengaruh lingkungan luar dan hati tidak kalut!

Pertanyaan kedua:

Tokoh dalam permainan komputer, tentu saja maya, tidak benar-benar ada manusia demikian, tidak akan sakit, juga tidak akan terluka, mengapa disebut berdosa?

Tokoh maya adalah manusia palsu, tentu saja tidak akan berdosa. Yang berdosa adalah orang yang bermain permainan pembunuhan, karena mata dan telinga tercemar, karena menabur benih pembunuhan, karena hati tergerak, karena belajar, walaupun yang dibunuh itu maya, namun, begitu satu pikiran tergerak, maka itulah dosa!

Misalnya:

Ada orang melihat seorang gadis seksi yang cantik.

Hati telah tergerak.

Namun, tidak ada tindakan nyata.

(Inilah tidak ada satu pun pergerakan pikiran yang bukan dosa)

Dalam Buddhadharma, belum tentu harus bertindak pun sudah dianggap dosa.

Pertanyaan ketiga:

Membunuh manusia pada dunia sekarang, ada karma perbuatan dan karma pikiran, apakah membunuh manusia dalam permainan komputer ada karma perbuatan dan karma pikiran?

Menurut saya:

Ada karma pikiran.

Mengenai karma perbuatan, menjalankan komputer dengan tangan, ini juga dianggap karma perbuatan.

Buddha memberitahu Ananda dan para murid utama, kalian dengarkan dengan seksama.

Sadhu! Sadhu!

Saya akan menjelaskan pada kalian, apa sebabnya semua pria dan wanita di dunia, miskin dan kaya, menderita tak berkesudahan, menikmati berkah tak berkehabisan, semua adalah akibat karma kehidupan lampau. Oleh karena itu, apa yang dilakukan? Lebih dulu mesti:
- Berbakti dan menghormati orang tua.
- Menghormati dan yakin pada Triratna.
- Pantang membunuh dan melepaskan satwa.
- Bervegetarian dan berdana.
- Japa Buddha dan mantra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar