Selasa, 15 Juli 2014

Pengalaman Bertemu dgn Orang yg Membunuh Diri

     Jalannya sangat panjang dan sepi. Panjangnya tak terbatas seperti jalan super tol. Angin bertiup kencang. Inilah wajah dari dunia roh, tidak terang , malah berkabut. Aku melihat seorang wanita dari kejauhan semakin mendekat ke arahku. Aku bertanya dalam hati dengan heran, "Mengapa ada seorang wanita muda berjalan seorang diri di jalan ini ?" Karena ingin tahu, aku mendekatinya.


     "Pak ! Dapatkah anda memberitahuku di mana aku berada ?" ia bertanya kepadaku dengan nada seakan akan menemukan seorang juru selamat.


     "Anda sudah meninggal dunia, dan anda sedang berada di jalan kematian." jawabku.

     "Tidak ! Saya belum mati ! Saya masih hidup ! Lihatlah , bukankah saya sedang berbicara dengan anda ?"

     "Masukkanlah tanganmu ke kantong bajumu dan lihatlah sendiri." kataku memberi saran. Ia menuruti saranku dan segera menjadi ketakutan. Karena bajunya dan tubuhnya tembus pandang, tangannya itu juga tembus pandang dan ketika masuk ke kantong bajunya. Ia tidak lagi mempunyai badan kasar ; ia telah menjadi arwah / roh.

     "Dimanakah tubuhku ?" tanyanya dengan panik.

     "Lihatlah." Aku menunjuk ke sebuah arah. Dengan segera sebuah kota muncul di pandangan kami dan kami melihat sebuah rumah duka dimana terdapat sebuah peti mati yang di kelilingi oleh orang banyak yang menangis. Mayat di peti mati itu adalah wanita ini.

     "Astaga ! Itu saya ?" ia mengamati orang-orang yang berdiri di sekeliling peti mati itu .. ayahnya , sepupu sepupunya, rekan-rekan sekolah nya, tetangganya .. semuanya sedang menangis dan berbicara dgn nada sedih.

     Gambar itu kemudan lenyap.

     "Saya tidak percaya saya mati ! Bila saya mati, mengapa saya sedang berdiri disini ? Saya tidak mengerti. Kemana saya akan pergi ?" ia memandangku dgn mata kosong. "Apakah anda juga sudah mati ?"

     "Aku sedang mengunjungi alam antara hidup dan mati." jawabku.

     "Siapakah anda ?"

     "Aku bernama Lu. Kalau anda ?"

     "Saya adalah Wen."

     "Kalau aku tidak salah, anda membunuh diri.Apakah anda meminum racun ?"

     Aku melihat aura berwarna hitam di atas kepalanya. Mereka yang membunuh diri , rohnya sendirian saja, tidak mempunyai orang yang datang menjemput dan membimbing mereka ke dunia roh.

     "Ya, betul, saya meminum racun,"  katanya sambil mulai menangis dan bercerita.

     Kisahnya adalah sebagai berikut :

     Ibu Wen wafat ketika ia masih di tahun pertama kuliah di akademi. Ia jatuh cinta pada saat itu. Sayang sekali, ayahnya yang seorang pengusaha kaya raya menginginkan ia untuk menikah dengan anak dari seorang teman dagangnya yang juga kaya raya. Ia menolak. Karena ayahnya melarangnya untuk enikah dengan pemuda yang dicintainya, ia meminum racun membunuh diri.

     "Anda sebetulnya tidak perlu sampai membunuh diri." kataku kepadanya.

     "Saya tdak mempunyai pilihan lain."

     "Anda meninggal begitu muda usia. Betapa sayangnya dan sia sia nya. Anda telah kehilangan arti kehidupan ini."

     "Sudah terlambat." katanya .

     "Kemana anda ingin pergi sekarang ?"

     "Saya ingin menemui ibuku."

     "Hmm, itu aku dapat bantu. Pejamkanlah matamu.Bayangkan wajah ibumu. Panggil nama ibumu. Roh mu dan Roh ibumu akan terhubungkan meskipun ibumu berada di tempat yang sangat jauh sekalipun. Ibumu akan muncul dan membimbing mu ke tempatnya."

     Tidak lama kemudian, dari kejauhan, sebuah wajah muncul. Ia adalah ibu dari Wen, memancarkan sinar.  Sebagai seorang roh yang telah berpengalaman, ia menuntun putrinya itu. Tubuh dari roh Wen semakin jauh dari pandangan dan akhirnya menghilang, terbang seperti seekor kupu kupu, menyatu dengan dunia roh.

     Jalan itu terlihat sangat panjang dan sangat sepi. Aku menyimpan photo dari Wen yang di berikannya kepadaku. Aku berpikir, "Jalan ini akan di lalui oleh banyak sekali orang."

     Yang membuatku tak mengerti adalah, ketika aku terbangun dari meditasiku, photo dari Wen masih berada dalam genggaman tanganku.



- end -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar