Senin, 14 Juli 2014

Mantra Perisai Pembalik

       Bersadhana dlm Tantrayana berdasarkan 3 faktor, yakni :
         1. Mantra (Ucapan Sejati)
         2. Mudra (Mudra Tangan, Mudra Tubuh)
         3. Yantra (kekuatan Smrti)
         Artinya, mulut menjapa mantra, tangan membentuk mudra, pikiran bervisualisasi adinata. Dgn demikian pikiran, ucapan, jasmani akan bersih. Metode semacam ini adalah pelatihan dlm Tantrayana.



          Padmasambhava, pendiri aliran sekte Nyingmapa Tantrayana, dlm perjalanan bhavana (perjalanan roh melalui meditasi) Beliau pernah di serang oleh 500 penganut sesat. Lima ratus penganut sesat ini menjapa mantra mengundang kehadiran binatang-binatang buas utk mencabut nyawa Padmasambhava dgn menggunakan kekuatan gaib.


        Padmasambhava berada dlm situasi yg sangat kritis. Beliau sdh sekarat, sebab 500 penganut sesat semuanya berilmu tinggi dlm aliran sesat, sdh mengalami pelatihan yg menahun, sanggup mendatangkan angin dan hujan, mampu menabur biji menjadi prajurit, dpt mengerahkan mahluk-mahluk halus.



         Padmasambhava terkapar di bawah sebatang pohon besar, nyawa Beliau akan segera tamat ! Tepat saat itulah, Ekajati muncul. Wujud Ekajati adalah Bhagawati bersanggul satu bermata satu dan bergigi satu. Beliau merupakan Bhagawati di antara Bhagawati, berkekuatan tiada tara. Beliau adalah Mulacarya, Muladinata bahkan Mulapala dr Padmasambhava. Ekajati sekaligus memiliki tiga status.



         Ekajati mewariskan Mantra Perisai Pembalik pd Padmasambhava, mantra ini merupakan yg paling rahasia diantara yg rahasia. Tidak di wariskan pd org yg tdk bertanggung jawab.
         1. Tidak di wariskan pd org jahat.
         2. Tidak di wariskan pd org yg diluar garis silsilah.
         3. Tidak di wariskan pd org berpendirian tdk tetap.
         4. Tdk di wariskan pd org yg tdk dpt menjaga rahasia.


         Apa yg di maksud dgn org yg berpendirian tidak tetap ? Biasanya sikap seorang siswa terhadap guru pd mulanya pasti akan menunjukkan sikap serba hormat dan setia, tapi seiring dgn berjalannya waktu, akan menampakkan perubahan hati. Contohnya Devadatta, Yudas, dan siswa-siswa pengkhianat lain yg tak terhitung jumlahnya.

        Karena Mantra Perisai Pembalik adalah Maha Mantra, Mantra Agung. Oleh karena itu tidak boleh sembarangan di wariskan.
        Apa yg di maksud dgn Mantra Perisai Pembalik ?
        1. Perisai : apapun mantra yg diserang oleh pelaku , akan tertahan, sama sekali tidak berfungsi.
        2. Pembalik : apapun mantra yg diserang oleh pelaku, akan membalik, si pengirim akan mendapatkan kekuatan serangan yg setimpal.



         Padmasambhava telah memperoleh Mantra Perisai Pembalik dr Ekajati. Begitu Beliau menjapa mantra ini, segala serangan segera tertahan dan membalik. Terdengar suara menggelegar! Kabut sirna dan 500 penganut sesat tergolek kaku. Semuanya mati terkena hantaman Mantra Perisai Pembalik. Inilah kisah duel Mantra Perisai Pembalik yg terkenal.


                                               *                              *                               *



        Seorang umat Zhenfo Zong mempunyai teman yg bernama Feng Fang. Feng Fang sangat cantik dan menawan. Pernah seseorang menulis surat cinta melukisnya sbg berikut, “Tubuhmu lincah bagaikan unggas, langkahmu anggun bagaikan teratai putih mekar di permukaan air yg beriak biru, pinggangmu ramping bagaikan selendang sutra yg licin, leher yg jenjang, lengan , pergelangan kaki, wajah, memperlihatkan kulit putih nan halus, penampilan yg tanpa kosmetik, sungguh mempesona tiada duanya. Rambut hitam halus terurai bagaikan air terjun, sepasang alis mata yg panjang dan melengkung, bibir merah mungil bagaikab buah cheri, gigi putih berjajar bagaikan mutiara, mata jernih berkilau penuh mempesona ....”


         Kecantikan Feng Fang di kagumi byk org. Yang jelas, Feng Fang supel dan mempunyai aura kharismatik alami. Org yg mengaguminya sangat byk, salah satunya adalah seorang dukun sesat. Dukun ini terkenal jahat, ia juga menulis surat cinta kpd Feng Fang :

Kecantikanmu amat klasik.
Saya menghadiahkan permata pusaka,
untuk mengungkapkan kagumku.
Saya meminta dewa menjadi perantaraku.
Mohon jangan menolakku.
Jangan kejam terhadap aku.
Setelah saya memilikimu,
Tak sudi lagi mencari di tempat lain.


        Surat dukun sesat ini lumayan bagus. Sayangnya, Feng Fang tidak menyukainya. Oleh karena itu Feng Fang menolak lamarannya. Dukun sesat ini naik pitam, ia malah berkata pada orang-orang, “Apa hebatnya Feng Fang, wanita seperti dia banyak dan mudah di dapati. Dia telah meremehkan saya, akan saya tunjukkan kesaktian saya. Saya akan membuat dirinya menderita sepanjang hidup, biar ia datang memohon belas kasihan saya. Tapi meskipun ia bersujud memohon padaku, saya tidak akan menghiraukannya."



        Dukun sesat tidak hanya berbicara pada orang tertentu saja, ia juga berbicara pada banyak orang. Tapi Feng Fang tidak takut, juga tidak menganggapnya serius.


        Dukun sesat sungguh mendukuninya. Dengan darah ayam jago putih utk melukis fu, membubuhi stempel mandat giok, lalu menggunakan beras utk mempersembahkannya pada mahluk halus.....



        Wujud rupang yg dipuja oleh dukun sesat sangat aneh, tubuh berwarna serba hitam, berkepala dua, berwajah menyeramkan, tangan memegang ular, yg kiri ular hijau dan yg kanan ular merah. Dewa ini disebut sebagai 'Setan Penakluk Jiwa'.



        Suatu malam, dalam mimpi Feng Fang melihat dukun sesat sedang mendukuninya. Kepala Feng Fang penuh tertusuk jarum, setiap jarum di olesi darah ayam.


        Ketika ia terbangun, mentalnya sdh terganggu.

        Selanjutnya, Feng Fang sering menderita insomnia, malam tidak bisa tidur. Akhirnya ia mulai meminum obat penenang. Mula mula masih bisa tidur, kemudian tdk lagi berkhasiat.

         Feng Fang menjadi patah semangat, wajah sangat kusam, muram. Terakhir ia menderita depresi dan menjadi gila.

         Psikiater mendiagnosa penyakit yg di derita Feng Fang sbg 'Penyakit Ilusi Siksaan'. Feng Fang merasa ada sebuah organisasi besar bermaksud mencelakainya. Misalnya ada sebuah pesawat melintas di angkasa, ia akan berpikir pesawat itu datang memata matai dirinya. Tukang pos mengantarkan surat, ia akan berpikir tukang pos adalah penyamaran org jahat yg bermaksud membunuh dirinya.


         Semua kucing dan anjing peliharaan di rumah di kasihkannya ke org lain. Sebab ia merasa roh mereka tlh ditangkap oleh org jahat lalu di ganti dgn roh jahat utk mencelakai dirinya.


          Makanan yg di masakkan utknya di curigai beracun kecuali ia sendiri yg memasaknya.


          Ia mandi beberapa kali setiap hari. Ia merasa telah dikotori dan selamanya tidak dapat di bersihkan. Baju sendiri pun berulang kali di cuci setiap hari. Ia melihat tubuh setiap org kotor, penuh dgn noda, ia takut ternoda.


           Ia mulai berbicara ngawur, tertawa cengengesan, lalu tersenyum sendiri. Kadang ia menangis, ia merasa tidak ada org yg baik di dunia ini, setiap org ingin mencelakai dirinya ! Ia tidak tidur, tidak makan. Terkadang ia dpt tertidur dua atau tiga hari, terkadang sama sekali tidak tertidur, menjerit dan berteriak teriak. Apa yg terlintas dalam benaknya langsung di lakukannya.


           Kondisinya demikian buruk sampai-sampai ia berlarian ke pasar tanpa busana. Ia membuang makanan yg layak di makan ke tengah jalan. Ia memecahkan semua lampu, ia berkata bahwa semua benda yg bersinar adalah iblis.



            Ini sama seperti isi sebait syair klasik berbunyi demikian :

            Bencana besar jelas teruntuk lahiriah
            Ketahuilah penyakit dapat menimpa tanpa ampun
            Menghentikan pikiran khayal adalah mustahil
            Sekalipun kebenaran belum tentu sejati
            Semua penyakit tak lain adalah karma
            Membersihkan karma adalah upaya utama
            Hanya melalui sadhana akan terbebas dari samsara
            Semua bencana akan menjadi sirna

             Feng Fang dulunya seorang gadis yg cantik jelita. Kini tersiksa penyakit, raut wajahnya telah mengurus bagaikan tengkorak yg menyeramkan. Feng Fang di tuntun oleh umatku dan datang menemui saya.


             Saya membuatkan fu shaangyan untuknya, namun tidak berkhasiat !

             Saya menjadi cemas, lalu duduk tenang bermeditasi vipasana. Ketika dupa sdh terbakar setengah batang, saya tiba-tiba melihat sebuah rimba. Ada sebuah jalan kecil di tengah rimba. Di ujung jalan kecil terdapat sebuah altar, terlihat seseorang berpakaian hitam sedang menyembah pada sesosok mahluk halus aneh, sosok mahluk halus yg serba hitam. Lalu saya melihat orang yg berpakaian hitam itu memegang pisau berlumuran darah membacok seorang wanita. Wanita tersebut tidak lain adalah Feng fang....


              Saya terkejut melihatnya.


              Saya bertanya pada keluarga Feng Fang. Jawaban mereka sama dengan yg saya bayangkan. Keluarganya berkata bahwa Feng fang menolak lamaran dukun sesat, hal itu telah membuatnya marah. Dukun sesat benar telah mendukuni Feng fang dengan mantra. Seseorang mendengar dukun sesat memberitahu banyak orang bahwa akan membuat Feng Fang menderita sepanjang hidup !


               Umumnya,  fu shangyan dan simabandhana sudah cukup kuat, sedangkan dukun sesat ini serta sosok mahluk halus tsb ternyata lbh kuat. Ini sangat mengejutkan saya.
Belakangan saya mencari tahu di kitab kuno. Sosok mahluk halus itu adalah mahluk purba yg sdh ribuan tahun lamanya, namanya bukan Setan Penakluk Jiwa, tapi bernama Qiang. Karena merupakan mahluk purba, fu shangyan dan simabandhana tidak berkhasiat.


               Saya kira mesti menemui dukun sesat utk berbicara. Saya percaya,bahwa bertatap muka paling tidak dapat menemukan sedikit toleransi, asalkan ia masih memiliki akal sehat, semestinya masih bisa di ajak bicara.


                Akhirnya sayya bertemu dengan dukun sesat. Orang ini bermarga Gu, ilmunya di wariskan oleh seorang guru dari daratan Tiongkok. Murid-murid di Tiongkok takut padanya, karena ilmu teluhnya sangat ampuh. Begitu terkena ilmu teluhnya, tak ada yg luput dari sakit jiwa.


                Saya berkata, "Saya kemari demi Feng Fang !"

                Dukun Gu menjawab, "Ia tak tahu diri, sudah sepantasnya."

                "Bolehkah anda melepaskannya ? Ia telah cukup menderita, seharusnya ia sudah tahu itu," saya meminta dukun Gu bermurah hati.

                 Dukun Gu berkata, "Feng Fang di guna-guna, semua orang tahu itu. Ia sakit jiwa, berarti bisnis saya lebih maju. Anda ini siapa, berani-beraninya datang meminta saya lepas orang ?"

                 "Saya Lu Sheng-yen!"

                 "Anda rupanya ! Anda sedikit bereputasi. Kalau Anda juga terkena guna-guna saya, bukankah akan lebih menarik ?"

                 "Di antara kita tidak ada dendam, saya ke sini demi memohon pada Anda !"

                 "Memohon pada saya ? Kelihatannya Anda ke sini mau ajak bertarung! Kalau tidak melepaskan Feng Fang, lantas mau apa! Adu kekuatan ?"

                  "Tidak !" sahutku.

                  "Pulanglah, Lu Sheng-yen. Lihat saja siapa yang lebih hebat!"

                   "Tidak!" saya berkata.


                   Dukun Gu sama sekali tidak mempedulikan saya, ia sibuk dengan urusannya. Saya menemui jalan buntu. Salah sendiri, mengapa datang cari masalah!


                    Masalah ini tidak selesai sampai disini. Dukun Gu ini sungguh mengundang Qiang mendukuni saya !

                   Semua perlindungan saya telah di buyarkannya, artinya Dharmapala saya begitu melihat Qiang, merasa bukan tandingannya, semuanya menjauh.

                    Bahkan payung perisai yg saya gunakan saat tidur pun lenyap.


                     Saya merasa pusing, menjadi pemarah. Sebentar terasa dingin, sebentar terasa panas, benak menjadi kosong. Saya tidak ada nafsu makan, indra rasa di mulut tidak bekerja. Tidur pun seperti tidak tidur, kalaupun tidur, mimpi saya menjadi kacau dan berantakan. Di dalam tubuh saya ada api yg membara.


                     Rasanya hidup telah kehilangan tujuan, tidak menemukan alasan untuk hidup. Terlintas keinginan untuk mati, dan niat itu semakin kuat.

                      Manusia, setelah mati semuanya pun tamat. Sebesar apapun usahanya, para ksatria, para pertapa, para hartawan, akhirnya juga akan menempuh jalan mati. Mungkin lebih baik saya mati saja.

                     Hidup ini sangat sengsara, kosong, anicca. Rasanya tidak ada lagi alasan utk bertahan hidup.

                    Tiba-tiba saya tersadar, bahwa saya telah menjadi korban ilmu teluh !

                     Saya merasa nyeri pada persendian di seluruh tubuh. Kelihatannya segala macam penyakit akan muncul, mau meditasi vipassana pun tidak bisa. Terkadang pikiran sempat terpusat, saya melihat ular hijau dan ular merah merayap di dalam tubuhku.


                       Qiang mahluk purba itu benar-benar lihai, saya tidak dapat terpikir cara untuk melawannya. Saya mulai berhalusinasi lewat penglihatan dan pendengaran. Saya kira saya berada di ambang sakit jiwa.



                         Saya melihat ular hijau dan ular merah merayap ke dalam saluran kemih saya. Penyakit yg menimpa saya sungguh aneh, setiap lima menit saya mesti ke kamar kecil, urin yg di keluarkan hanya beberapa tetes saja. Tapi terasa ingin sekali buang air kecil, ini penyakit polyuria (penyakit keinginan buang air kecil berlebihan).


                         Yang lebih parah lagi, ketika saya merasa kantung kemih telah penuh dan perlu ke kamar kecil, begitu sampai ke toilet tidak dapat buang air kecil sama sekali. Saya sempat pertimbangkan ke dokter utk memasang kateter.


                         Sekalipun sudah usai buang air kecil, saya segera merasakan dorongan yg mendesak utk buang air kecil lagi. Selain itu buang air besar juga sama parahnya! Memuakkan! Pusing! Kehilangan keseimbangan! Saya ke dokter, obat dari dokter tidak menyembuhkan. Bayangkan, makan tak bisa, tidur tak bisa, hari-hari macam begini sungguh menyiksa.


                      Saya melihat banyak setan iblis yg ganas muncul dan mencoba merasuki tubuhku agar organ tubuhku menjadi radang tak terkendali dan disfungsi. Saya sungguh memikirkan kematian.
Saya merasa bahwa menderita sakit merupakan penyiksaan yg paling menderita di dunia. Menderita penyakit mematikan yg menyerang fisik dan mental manusia, lebih baik mati daripada hidup. Sungguh, bila ada kesempatan menjalani euthanasia (di suntik obat sampai meninggal), saya bersedia.


                    Berbicara soa bunuh diri, banyak orang yg telah lama menderita sakit tidak tahan dengan penderitaan yg menyiksa dirinya, akhirnya berusaha bangkit dari tempat tidur untuk bunuh diri. Dulu saya berpikir orang bunuh diri sangat bodoh, sekarang tidak demikian. Sebab hanya orang yg pernah mengalami penyiksaan oleh penyakit yg di derita, akan memahami mengapa pasien memilih bunuh diri. Siksaan penyakit sungguh merupakan siksaan yg paling menderita di dunia.

                    Menjadi seorang manusia apa bagusnya ?

                   Dalam kehidupan saya ini, meski telah menyelamatkan banyak orang, namun juga seringkali di celakai. Biarlah saya menjalani hidup sampai disini saja. Masih layakkah untuk melanjuti hidup ?

                    Saya sedang bergulat di tepi jurang hidup dan mati !

                    Coba bayangkan, Buddha Hidup Lian Sheng Lu Sheng-yen telah bunuh diri! Padmakumara telah bunuh diri!

                     Arwah dari orang yg bunuh diri tidak dapat naik ke alam dewa, hanyaberpatisandhi (Tumimbal Lahir) di tiga alam apaya (Alam Neraka, Alam Preata/setan kelaparan, dan Alam hewan). Sementara kearifan mereka juga sangat rendah. Sekalipun terlahir kembali di alam manusia, juga akan terlahir sebagai seorang penyandang cacat.


                      Saya adalah seorang Guru manusia, jika bunuh diri, sungguh menjadi lelucon konyol di alam dewa dan manusia! Tapi duka yg melanda tubuh saya telah mencakupi delapan duka yg pernah di sebut oleh Buddha Sakyamuni. Saya sangat menderita! Sudah tak tahan lagi! Saya tak ingin hidup lagi!

                     Jika saya meninggal, ini akan menjadi bahan tertawaan! Pendiri Zenfo Zong , Buddha Hidup Lian Sheng Lu Sheng-yen mati bunuh diri!

                     Masih adakah Zenfo Zong ?

                     Orang yang dekat dengan saya akan sedih, orang yg memusuhi saya akan bahagia!

                     Ketika Dukun Gu memenggal kepala saya dengan kekuatan iddhi, ular hijau dan ular merah merayap ke dalam kepala saya. Kepala saya pecah, terbelah menjadi delapan bagian! Di tengah muncul mandala, itulah Adinata saya, Amitabha Buddha duduk dengan tenang di sana. Boleh dikata seluruh tubuh saya telah mati, hanya Adinata yg tertinggal. Inilah hasil sadhana saya yg bertahun tahun.


                       Dukun Gu bermaksud memusnahkan Adinata saya. Ular hijau dan ular merah ingin menelan Adinata saya. Adinata saya tidak gentar, menjapa Mantra Perisai Pembalik satu kali, "...."


                        Cahaya kilat menyambar :
                        Empat anggota tubuh terpisah
                        Hendak ke mana pula dirinya
                        Tak hanya kehilangan bentuk dan rupa
                        Nama dan identitas pun sirna
                        Dari segala sisi mengamati musim gugur
                        Untaian jerami bertanya pada angin senja
                        Silakan Anda mengamati dari atas
                        Renungilah masalah ini dengan teliti
                        Jangan pernah memojokkan seseorang!
                        Jangan pernah memojokkan saya!


                       Setelah Adinata Amitabha Buddha menjapa satu kali Mantra Perisai Pembalik, terlihat kilat menyambar. Saya terbaring di tempat tidur, sama sekali tidak bergerak, sekujur tubuh lemas bagaikan mayat hidup, namun pikiran tetap jernih. Ular hijau dan ular merah telah hilang, Dukun Gu juga telah hilang.


                       Di angkasa, terlihat ular hijau dan ular merah menggigit Dukun Gu tanpa memberi ampun. Dukun Gu meronta-ronta dengan sekuat tenaga, namun ular hijau dan ular merah semakin melilit dengan kencang.

                        Lengkingan Dukun Gu mengoyak keheningan langit malam!

                        Gejala penyakit saya dalam sekejap menghilang semua. Kesehatan saya pulih, seiring berjalannya waktu. Kira-kira seminggu kemudian saya pun sembuh total.

                        Diri Feng Fang juga sama, semua gejala penyakitnya tiba-tiba hilang pula,  pikirannya pun kembali jernih. Setelah beristirahat beberapa waktu,  kesehatan tubuhnya kembali normal.

                        Bagi saya, ini bagaikan mimpi buruk! Bagi Feng Fang, mimpi buruknya bahkan berlangsung lebih lama!

                       Dukun Gu sendiri malah di serang oleh mahluk purba pujaannya, Qiang, tak dapat lepaskan diri. Akhirnya ia menjadi gila!





*                 *                      *




                       Yang ingin saya katakan adalah, betapa pentingnya Mantra Perisai Pembalik, betapa rahasianya, betapa agungnya. Oleh karena itu hanya bisa di wariskan secara rahasia, maaf, mantra ini tak boleh di beberkan.
Melalui kejadian ini, saya mendapatkan pelajaran penting, bahwa hendaknya menjunjung tinggi mantra, hendaknya hidup suci dan bersahaja, hendaknya bersadhana dengan sakral, demikianlah :


                       Cikal bakal Tantra, menjunjung tinggi mantra
                       Hidup suci dan bersahaja, mengagungkan rupa
                       Hati teguh tak tergoyah, senantiasa berderma
                       Mengikis satu karma, menambah satu prajna
                       Menjaga keberadaan Adinata, diri suci senantiasa
                       Berdharmabakti melebihi segalanya, menjalani hidup sederhana
                       Dengan tekun bersadhana, pikiran benar tetap terjaga
                       Demikianlah waktu berlalu, tanpa akhir, tanpa mula.

                       Om.
                       Ah.
                       Hum.







- END -


Prajna                 = kebijaksanaan
Simabandhana   = Patokan batas perlindungan.

1 komentar: