Rabu, 02 Juli 2014

Patung Budha Telah Hancur

Murid bermarga Wen, pernah suatu kali saat membersihkan altar, karena patung Budha di altar sangat banyak, begitu satu kakinya menginjak di satu sisi altar, tanpa disangka-sangka, tiba-tiba altar tidak mampu menanggung berat tubuh satu orang, seluruh altar miring ke sisi itu...
Sehingga, dalam sekejap saja, patung Budha Bodhisatva berjatuhan dari altar, satu demi satu jatuh ke lantai beton.
'Pheng pheng!'
Begitu murid Wen melihat, ingin menangis tidak ada air mata, wajah berubah menjadi pucat.

Seribu tangan seribu mata dari Avalokitesvara Bodhisatva Seribu Tangan Seribu Mata, patah diatas lantai, padmasana Bodhisatva dan tubuh-Nya pecah menjadi dua, tubuh Bodhisatva juga telah hancur.Tangan Manjusri Bodhisatva yang memegang pedang pusaka telah patah, pedang itu pun telah hilang entah ke mana?
Vajrapani Bodhisatva hancur seluruhnya, pecahan tubuh-Nya memenuhi seluruh lantai, sampai leher-Nya pun retak.Mahkota Merak Bunda Emas terbelah empat.Ruyi Bunda Emas terbelah lima.Dan lain-lain.

Sejak patung Budha Bodhisatvanya hancur murid Wen, terus bermimpi buruk selama beberapa hari.Sehingga, buru-buru ia mengirim surat berkonsultasi pada-Ku:

'Bagaimana ini?''Apakah ada bencana yang akan terjadi?''Apakah dosaku sangat berat?'


Jawaban-Ku adalah sebagai berikut:

Altar mandala dalam Tantrayana, adalah lokasi berkumpulnya selaksa kebajikan, adalah semacam benda simbolik dari spiritualitas.Patung Budha dan Bodhisatva yang telah hancur itu, satu per satu dikumpulkan, boleh dibuang ke dalam 'laut', atau 'air yang mengalir sepanjang masa', atau dikubur di dalam 'tanah', yang demikian itu boleh.Seandainya ada kemampuan, mungkin ingin mempersemayamkan yang baru 'Avalokitesvara Bodhisatva Seribu Tangan Seribu Mata', 'Manjusri Bodhisatva', 'Vajrapani Bodhisatva', 'Bunda Emas' dan lain-lain, dilakukan ritual penahbisan altar yang baru.Yang lama, yang telah hancur, visualisasikan Mereka naik ke angkasa.Yang baru, visualisasikan Mereka turun dari angkasa memasuki tubuh emas baru.Dengan demikian maka tidak akan ada pelanggaran.

Bukanlah akan ada bencana yang akan terjadi, juga bukan dosa yang berat, semata-mata karena Anda sendiri yang tidak hati-hati. Bukan karena sengaja, mana ada dosanya, tidak perlu merasa bersalah.

Dengan sejujur-jujurnya Aku beritahu Anda:
Asalkan Anda memiliki hati maitri karuna di dalam hati, diri Anda sendiri adalah Avalokitesvara Bodhisatva.
Asalkan Anda memiliki Prajna Tathagata, diri Anda sendiri adalah Manjusri Bodhisatva.
Asalkan Anda memiliki kekuatan Tathagata, diri Anda sendiri adalah Vajrapani Bodhisatva....
Avalokitesvara, Manjusri, Vajrapani, adalah simbol dari maitri karuna, Prajna, dan kekuatan.Kita mempersembahkan Mereka, berarti menjunjung tinggi 'maitri karuna', 'Prajna', 'kekuatan', memasuki dan berlatih 'maitri karuna', 'Prajna' , 'kekuatan'.
Patung Budha dan Bodhisatva, hanyalah simbol dari spiritualitas.Budha Bodhisatva yang sebenarnya, adalah 'tiada bentuk', 'tiada wujud', tiada batas, tak terhingga.Tantrayana mempersembahkan altar mandala, Budha Bodhisatva, adalah demi kebutuhan 'visualisasi', ada maksud dan tujuannya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar