Selasa, 15 Juli 2014

Penyakit Tanpa Nama dari Wanita

Seseorang bertanya, "Mahaguru Lu pernah mengemukakan beberapa penyakit tanpa nama dari sebagian wanita, itu karena pernah aborsi, apakah kondisi demikian karena karma yang mesti ditanggung perempuan lebih berat?"

Jawaban saya:

Orang zaman sekarang menyatakan bahwa peremuan dan laki-laki sederajat atau laki-laki dan perempuan sederajat, sesungguhnya, laki-laki dan perempuan ada beberapa perbedaan.

Bilangan ganjil dalam Kitab Perubahan (Yi Jing): 1, 3, 5, 7, 9 tergolong Yang.
Bilangan genap dalam Kitab Perubahan (Yi Jing): 2, 4, 6, 8, 10 tergolong Yin.
(Keduanya berbeda)

Di dalam Bagua:
Di dalam Yin ada Yang.
Di dalam Yang ada Yin.
Kutub Yin lahirlah Yang.
Kutub dari Yang lahirlah Yin.

Gejala ini adalah relatif interoperabilitas atau "saling berubah" atau yang dikatakan Konghucu "Berubah-ubah 6 kali di alam semesta."

Di antaranya, laki-laki dan perempuan ada perbedaan:

Perempuan 2 x 7 datang bulan, perempuan akan mengalami menstruasi pada umur 14 tahun.
"Laki-laki 2 x 8 berubah jadi remaja, laki-laki akan mengalami masa puber pada umur 16 tahun.
(Keduanya berbeda)

Perempuan 7 x 7 = 49, mens akan berhenti, mulai menopause.
Laki-laki 7 x 8 = 56, juga akan memasuki andropause.
(Keduanya berbeda)

Saya menulis semua ini, intinya adalah menjelaskan bahwa laki-laki dan perempuan berbeda, fisik berbeda, wajah berbeda, bahkan aspek fungsinya juga berbeda, aspek kekuatan juga berbeda.

Selanjutnya adalah aspek "karma" juga ada beberapa perbedaan. Tentu saja ada pengecualian:

Di dalam Yin ada Yang. Dominan Yang = maskulin.
Di dalam Yang ada Yin. Dominan Yin = feminim.
Bahkan banci, setengah laki-laki setengah perempuan.

Wanita mengandung, pria tidak perlu mengandung, di sinilah perbedaan dalam aspek karma, dalam aspek ini, beban wanita, memang lebih berat, sementara karma aborsi, beban wanita juga berat.

*

Saya adalah seorang sadhaka, pantang "membunuh", ketika sperma dan telur menyatu, segumpal vitalitas masuk dari ubun-ubun ke dalam rahim, atau masuk dari pusar ke dalam rahim, atau masuk dari mulut ke dalam rahim. Inilah asal usul nyawa.

Jika wanita aborsi--

Berarti telah membunuh sperma, telur, dan vitalitas, sama halnya telah membunuh satu nyawa, membunuh Buddhata.
(Saya pribadi menentang keras aborsi)

Karena janin itu adalah nyawa.

Seseorang berkata, "Jika hamil karena diperkosa, atau hamil tanpa disengaja, atau hamil dalam kondisi laki-laki tidak mau bertanggungjawab, atau hamil karena bertemu pria genit, bagaimana dengan janin ini? Tidak bolehkah aborsi?"

Saya menjawab, "Dapat dimaafkan, namun, itu tetap membunuh."

Bertanya lagi, "Janin bermasalah, jika dilahirkan, bisa demensia, atau sindrom down, atau cacat, atau tuna grahita, atau berpenyakit, atau osteomalasia (tulang lembut), memangnya seperti ini juga harus dibiarkan lahir?"

Saya menjawab, "Di dalam Bagua, kita semua adalah Simbol 6 Yao. Tidak ada Simbol 7 Yao, namun di dalam Kitab Perubahan, Simbol 7 Yao adalah penjelajahan roh, Simbol 8 Yao adalah roh kembali. Prinsipnya roh kembali adalah kembali ke asal, dengan kata lain, janin mati. Jika itu janin mati, boleh aborsi. Jika bukan janin mati, melainkan simbol penjelajahan roh, tetap ada nyawa, juga termasuk membunuh."

Saya berkata, "Bayi yang lahir tidak sehat dan sempurna, bayi menderita, keluarga juga menderita, namun, ini tetap adalah karma."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar