Rabu, 02 Juli 2014

Raja Gunung Yin Besar

Di dalam gubuk kecil penyepian, tentu saja tidak ada tamu yang datang, Aku menjalani hari-hari yang sederhana sebatang kara.
Adapun pada sisi 'gaib', dalam masa-masa keheningan batin-Ku, antara Aku dan para makhluk halus pelan-pelan juga telah mengalami jarak, jarak ini tampaknya ada kaitannya dengan hidup menyendiri, karena Aku tidak mengundang mereka otomatis mereka jarang datang.


Ada suatu ketika, Aku merasakan lagi di dalam gubuk seolah-olah ada energi yang dingin dan berisik, seperti ada segerombolan 'gaib', hilir mudik dalam gubuk, Aku mempunyai feeling yang sangat kuat terhadap makhluk halus, karena asal Aku menghirup nafas, Aku langsung tahu, pada saat yang sama Aku juga memahami gerombolan makhluk halus ini bukan yang jinak, energi mereka lebih kacau, bahkan ada yang aromanya tak tertahankan.
Aku mengerutkan dahi, diam tidak menghiraukan, awalnya Aku kira mungkin sejumlah orang tidak berdosa korban pembunuhan dan menjadi hantu pendendam yang datang mencari keadilan. Belakangan, karena energi mereka begitu kacaunya, Aku mengira lagi mereka mungkin jin yang datang dari kedalaman hutan rimba, setelah melihat Cahaya dalam gubuk-Ku mereka datang menjadi tamu tak diundang.
Aku tidak bisa tidak membuka mata dewa, begitu 'melihat', Aku sangat terkejut: terlihat sesosok hantu berkepala besar berumur 3 tahun, bermata merah, bertelinga panjang, tubuh hitam kemerahan, kaki yang pendek dan kasar, loncat ke sana ke mari. Ini masih termasuk tipe yang lumayan bagus, ada sesosok lagi, bentuknya seperti harimau, seluruh tubuh berbulu panjang, berwajah manusia, berkaki harimau bermulut babi, nampak sangat liar dan ganas. Masih ada sesosok lagi, berbentuk buaya, berkaki empat dengan ekor panjang, punggung dan ekor tertutup oleh sisik buaya yang keras dan tebal, si buaya ini dengan tubuhnya yang besar dan dungu sangat suka berbaring di tengah gubuk.
Masih ada lagi, setengah tubuh manusia, setengahnya ikan, makhluk setan apa ini, Aku seumur hidup tidak pernah bertemu 'manusia ikan aneh' ini, ia dapat mengeluarkan suara aneh 'siu..siu'. Ada lagi,...


Setelah melihat yang 'gaib' ini, Aku bingung mereka datang dari mana? Untuk apa datang ke sini? Aku sungguh bingung dengan siuasi itu, Aku tetap tidak menghiraukan mereka, mereka datang bergerombol, pergi juga bergerombol, menjadikan gubuk kecil-Ku sebagai penginapan. Para 'gaib' ini, model apa pun ada. Aku tetap melatih sadhana Tantra Ku, tetap makan seperti biasanya, tidur seperti biasanya. Aku hanya berpikir, para 'gaib' ini entah datang darimana? Benar-benar jarang ada! Pada suatu malam, Aku yang sedang tidur dibangunkan oleh dua orang berjubah hitam yang berdiri di tepi ranjang, dua orang dengan hormat berkata pada-Ku: 'Lian Sheng, tuan rumah kami mengundang Anda!'

'Siapa tuan rumah Anda?'

'Raja Gunung Yin Besar.'

'Tidak begitu kenal.' Kata-Ku.

'Datanglah maka akan kenal.' Kata kedua orang itu.

Dua orang berjubah hitam, mempersilahkan Aku duduk di atas seekor binatang aneh, bentuk luarnya mirip kuda, bersayap, bermata enam, dua di depan, dua di belakang, satu di atas, satu di bawah, yang berarti melihat ke depan, belakang, atas dan bawah. Lalu, tibalah Aku di sebuah gunung besar, gunung ini adalah Gunung Yin Besar, gunung ini juga aneh, gunung bisa dibuka, di dalam terdapat gua yang sangat besar, di dalam gua adalah sebuah dunia yang lain, dunia ini beraneka ragam, tidak seragam, tetapi menurut apa yang Aku lihat, Gunung Yin Besar ini samasekali bukan alam sorgawi, namun merupakan alam neraka atau asura yang sangat kompleks, sesampainya di sini, hati-Ku tidak terkejut, karena selama bertahun-tahun Aku telah melihat banyak sekali, pengalaman tidak sedikit, bahkan yang lebih ganas lagi, yang membuat orang takut begitu melihatnya semuanya ada, jadi setibanya di Gunung Yin Besar Aku tidak takut.


Tempat kediaman Raja Gunung Yin Besar bukan yang sederhana dan kasar, tetapi merupakan sebuah istana yang indah dan agung, mirip dengan kaisar dunia bawah, terbuat dari batu lima warna yang indah, berbentuk bundar, licin, terang dan bersih. Raja Gunung Yin Besar ini bertubuh manusia, berwajah manusia, bertangan delapan dan berkaki delapan, ekor yang besar dan panjang, benar-benar aneh!
Akan tetapi tubuhnya memancarkan Cahaya yang gemerlapan, mempunyai pembawaan seorang raja!
Begitu Raja Gunung Yin Besar melihat-Ku tiba, ia langsung menghampiri, dengan suara 'phok' ia berlutut bersembahsujud kepada-Ku, Aku sangat terkejut, lalu menjulurkan tangan mengangkatnya. 'Raja besar tidak perlu terlalu formal!' Kata-Ku.

'Shizun, Engkau sudah tidak mengenaliku lagi! katanya.

Aku sekali lagi dengan sungguh-sungguh memandang wajahnya, samar-samar terasa kenal, tetapi tidak dapat memastikan, dari dalam kepala pelan-pelan timbul seraut wajah itu.
'Kamu adalah Lian ...'

'Aku adalah Lian E.'

'Ah! Acharya Lian E (蓮扼).' Aku sudah ingat, walaupun ia sudah meninggal, tetapi jejak tubuhnya setelah reinkarnasi masih menyisakan setengah bentuknya, citarasanya masih ada, Aku sungguh sangat terkejut!'

'Shizun, saya jatuh ke dalam Gunung Yin Besar, menjadi Raja Gunung Yin Besar.'

'Ini.....' Mulut-Ku menganga.

Raja Gunung Yin Besar berkata: 'Shizun! Ini adalah Negeri Raja Gunung Yin Besar, berada di sebelah barat dari neraka, di bawah alam asura, gunung ini luasnya berjuta-juta li, di dalamnya kosong, bukan tempat yang dapat dicapai dengan kendaraan atau jalan kaki, hanya dapat dengan perjalanan astral. Rakyat di negeri ini, semuanya berwujud aneh-aneh, berbentuk setengah binatang.'

Aku bertanya: 'Kemarin Aku melihat manusia setengah ikan, buaya, manusia harimau, hantu berkepala besar...'

'Itu adalah murid-murid Shizun.'

'Bagaimana bisa terjadi...' Aku terkejut.

Raja Gunung Yin Besar menjawab: 'Shizun! Engkau tidak perlu terkejut, rakyat di negeri Gunung Yin Besar ini, hampir semua merupakan inkarnasi dari murid-murid Tantrayana, dengan afinitas bhavana Tantrayana, jatuh ke dalam Gunung Yin Besar, di dalam sini, tidak hanya para murid Madzhab Satya Budha, juga ada murid dari Tantra Tibet, Tantra Timur, Tantra Tiantai, Tantra China.'

'Bagaimana bisa begitu?'

'Semua melatih diri dalam Tantra, tetapi menyimpang!' kata Raja Gunung Yin Besar.

Ia berkata lagi: 'Yang melatih sadhana Garuda menjadi berwujud burung, yang melatih Botol Pusaka Raja Naga menjadi berwujud ular, yang melatih sadhana Maha Yamantaka menjadi berwujud kerbau, yang melatih sadhana Pohon Uang menjadi berwujud pohon, yang melatih sadhana Dewa Rejeki Lima Penjuru, sadhana Jambhala Kuning menjadi berwujud tikus, yang melatih sadhana Air menjadi ikan, yang melatih sadhana Gunung menjadi harimau atau serigala, yang melatih sadhana Hayagriwa menjadi berwujud kuda....'

'Mengapa bisa begitu?' Aku tidak berani percaya.

Raja Gunung Yin Besar berkata: 'Dengan saya sendiri sebagai contoh, Shizun tahu, saya bersarana pada-Mu, melatih kemampuan penyangkalan diri lumayan bagus, merasa diri sepenuh hati sekuat tenaga membabarkan Dharma, mencintai umat dan semua makhluk hidup. Tetapi karena nafsu kekuasaan, saya pergi ke Aliran lain mempelajari sepuluh macam sadhana, serta mempunyai tipu muslihat, pandangan sesat sombong dan arogan, mengira sepuluh ilmu ku adalah yang paling hebat, kemampuan telah melampaui Shizun, pelan-pelan menghujat Guru dan memfitnah Dharma, saat ini hati jahat dan welas asih palsu, segalanya demi nama dan keuntungan sendiri, kemudian menjauhi Shizun, tidak menyadari telah kehilangan sandaran yang sangat besar.


Raja Gunung Yin Besar berkata: 'Tadinya saya telah mencapai sidhi Mahakala Delapan Lengan, sekarang jatuh menjadi berekor sepuluh, itu adalah akibat buruk dari sepuluh sadhana tersebut, jatuh ke Gunung Yin Besar, saya benar-benar merasa sangat marah dan benci!'

Setelah mendengarnya Aku terdiam. Raja Gunung Yin Besar berkata: 'Dan para murid Tantra lainnya, sadhaka Tantra juga manusia, manusia mempunyai akar sifat buruk, mempunyai sifat egois budi dan dendam, ada yang melatih sadhana untuk mencelakai orang lain, ada yang sembarangan dan melatih ilmu sesat, ada yang kehilangan kekuatan Silsilah, yang mengkhianati Guru dan Dharma, yang memperebutkan kuil dan vihara, yang memperebutkan murid, yang memecah-belah Sangha, yang tidak akur dan retak hubungan, yang serakah harta dan wanita, yang mengangkat diri sendiri sebagai Acharya, bermacam-macam dosa, beraneka ragam. Karena mereka menjapa mantra dan melatih Tantra, oleh sebab karma afinitas ini semuanya jatuh ke dalam Gunung Yin Besar.'


Raja Gunung Yin Besar mengantarkan-Ku bertemu seseorang. Ia berwajah manusia, telinganya mengenakan anting-anting emas, giginya putih, tubuhnya mirip dengan lipan, dari pinggangnya tumbuh banyak sekali kaki dan tangan.
Raja Gunung Yin Besar berkata: 'Shizun! Ia adalah Lian Yin (蓮淫) yang melatih Yidam Avalokitesvara Seribu Tangan Seribu Mata.'

Wah! AKu menjerit dalam hati, Lian Yin telah berubah menjadi lipan! Raja Gunung Yin Besar berkata: 'Lipan mempunyai banyak tangan dan kaki, beryukta dengan Avalokitesvara Ribuan Tangan Ribuan Mata, dan Lian Yin mempunyai kemampuan untuk membingungkan orang lain, ia telah menyebarkan banyak rumor sewaktu hidupnya, pendusta nomor satu. Ia mencelakai Madzhab Satya Budha, mencelakai Shizun, para murid Satya Budha yang telah dibingungkan olehnya sudah entah berapa banyak orang!'

Lian Yin melihat-Ku, dengan rasa penyesalan memanggil: 'Shizun!'

Dalam sesaat Aku juga tidak tahu harus berbuat apa, merasa kasihan pada sadhaka Tantra ini, telah melatih sadhana (修法) tetapi tidak menyucikan hati (修心), telah lama memasuki pintu Budha Dharma, pergi ke sana ke mari, masih tetap berputar-putar dalam Alam kebingungan yang samar-samar.

Lian Yin berkata: 'Saya minta maaf pada Shizun!'

'Awalnya bagaimana bisa seperti ini, bukankah kalian semua telah mengembangkan ikrar dalam pelatihan diri!'

Lian Yin berkata: 'Mara Langit merasuki hati.'

Lian Yin berkata lagi: 'Mara Langit sangat berbahaya, asal lengah sedikit saja, Mara Langit langsung merasuki hati, maka pikiran menjadi terbalik. Maka akan kebingungan dan kehilangan Hati Dharma, dan sembarangan memfitnah Shizun, menghabisi Madzhab Satya Budha, makhluk awam seperti dungu dan mabuk, mengikuti dengan mata buta, menjadi bahan korban bagi iblis mara! Begitu kerasukan mara, pikiran pertama adalah ingin mencelakai Shizun sampai mati, agar Madzhab Satya Budha hancur berkeping-keping.'

Aku sangat terkejut setelah mendengar itu! 'Bagaimana bisa begini? Apa Aku telah bersalah pada para murid?'

'Tidak ada kesalahan, Shizun maha maitri karuna, salah para murid sendiri! Begitu Mara Langit merasuki hati, ingin mengunyah tulang Shizun, makan daging Shizun, irihati dan kebencian Mara Langit tiada batas!'
Aku berpikir dalam hati, kehilangan pandangan benar sangat mengerikan, membuat-Ku tidak bisa tidak merasa kawatir dalam hati.


Raja Gunung Yin Besar mengetahui kekawatiran dalam hati-Ku, dan berkata: 'Jangan kawatir! Kami telah berunding, para sadhaka di Gunung Yin Besar semuanya telah sadar. Harus memohon kembali sarana dan abhiseka ulang, mohon Shizun naik ke Dharmasana, membabarkan Dharma Tantra Satya Budha.'

Raja Gunung Yin Besar bertanya kepada semua sadhaka Tantra: 'Bersediakah?'

'Bersedia' Suara menggema ke mana-mana.

'Benarkah?'

'Benar.' Suaranya lebih keras dari guruh.

Kemudian, dengan diiringi genderang, genta, lonceng, bel, pipa, suling....dan lain-lain alat musik, dikelilingi oleh panji-panji, bangunan, pita, payung, Aku menaiki Dharmasana. Aku mulai berceramah, memutar Dharmacakra besar-besaran. Meskipun Aku hidup menyepi di sudut cakrawala akan tetapi sesungguhnya:

Bangsa hantu dan jin membangun singgasana. 
Sekelompok berbulu bergerombol di dalam rimba.
Jangan mengatakan Pertapa ada tinggi dan rendah.
Memancarkan Cahaya Suci di dalam Yin Besar dan lembah hampa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar