Selasa, 15 Juli 2014

Beban Pikiran Pak Tua Itu (Bagian 7)

Hujan Musim Dingin Seattle




                Saat turun landas di atas angkasa Seattle dengan naik pesawat terbang, orang-orang pasti akan membuka jendela kecil, memandang gunung dan laut yg berada di bawah kaki itu, hutan rimba yg hijau itu, gunung dan bukit yg bergelombang, Danau Washington, sinar ombak Danau Sammamish yg berkilauan, kesejukan dan keharuman udara di sini, Gunung Rainier yg berada jauh di sana, sungguh membuat hati manusia terus bimbang.


                Seattle adalah sebuah kota besar  di wilayah bagian barat laut Amerika Serikat, di sebelah atasnya, 3 jam mengendarai  mobil, maka sampai lah di Vancouver (Kanada), di sebelah bawahnya, duluan tiba di Tacoma, kemudian di Portland, ibukota negara bagian Oregon.
Nama Seattle adalah nama kepala suku Indian, sama dgn Tacoma yg sama-sama merupakan nama kepala suku, lalu dijadikan nama kota. Walaupun kota ini adalah kota besar, namun, jauh lebih kecil drpd New York, Chicago, Los Angeles, San Francisco, dan lain-lain.

                Kendati Seattle adalah kota besar, namun ada nuansa pedesaan. Di dalam desa ini ada suara ombak yg bergemuruh, ada air danau yg bergulung-gulung, ada lembah, ada cemara, hutan yg rimbun, kawasan masyarakat yg di bangun di gunung, kita takkan terpikirkan bahwa di atas gua yg terjal ternyata masih ada penduduknya.

                Dua buah jembatan terapung yg saling menghubungkan antara kota timur dan barat, matahari terbenam yg menyilaukan mata tersorot diagonal, sinar mentari berada di atas Danau Washington , di kedua sisi adalah pusat kota, di sebelah timur adalah pemukiman yg padat, ini adalah desa di tengah kota, kota di tengah desa.

                Laut di Seattle menyilaukan dan cemerlang.
                Udara di Seattle luar biasa sejuk dan wangi.

                Di Seattle tidak ada ular, tidak ada nyamuk, dimana lagi bisa di temukan surge dunia seperti ini ?
Oleh krn itu, sewaktu Buddha Hidup Lian Sheng Lu Sheng-yen berusia 38 tahun, Beliau membawa Acharya Lian Xiang, Fo-qing, Fo-qi dari T’aichung (Taiwan) imigrasi ke Seattle. Mula-mula tinggal di sebelah utara Seattle di sebuah lokasi yg di namakan “Ballard”. “Ballard” adalah kediaman lama yg di namakan loteng “Ling Xian” . Beliau bertapa disana selama 3 tahun.


                Selanjutnya, Buddha Hidup Lian Sheng Lu Sheng-yen pindah ke “Redmond” , kota “Redmond” ini berada di sebelah barat Seattle, perjalanan dengan mobil memakan waktu 10 menit lebih. Di dekat Danau Sammamish telah di bangun vihara perintis “Lei Zang Si” , sedangkan di samping Lei Zang Si adalah “Taman Tantra Satya Buddha” yg merupakan lokasi pemukiman dan kantor.


                Belakangan , pemukiman dan kantor agak berantakan lalu di pisah.  Pemukiman pindah ke tepi Danau Phantom, sedangkan Taman Tantra Satya Buddha masih berada di tepi Danau Sammamish.
Selain itu, ada sebuah lokasi dari kota Redmond ke arah timur yg jauhnya sekitar 40 menit perjalanan dengan mobil, di posisi lintang dan bujur pegunungan, ada geomansi agung yg di sebut tujuh bintang jatuh ke bumi , Buddha Hidup Lian Sheng Lu Sheng-yen mendirikan sebuah villa , yaitu “Villa Pelangi” yg terkenal di seluruh dunia. Villa Pelangi ini memiliki :
                -  Homa Ratnasala
                -  Da-xiong Ratnasala
                -  Padminiloka
                -  Pagoda Unisa Vijaya Bhagawati
                -  Lima Pagoda Sarira
                -  Panca Maha Vidyarajasala

                Arus Dharma Satya Buddhagama ini justru berawal dar Lei Zang Si yg berada di kota Redmond dan Villa Pelangi, terus berputar keluar, menuju seluruh dunia. Itu artinya Tantrayana di sebelah barat laut Amerika Serikat berputar, berkembang, berulang-ulang dan terus menerus, menyebar merata, bermekaran di selurh dunia. Sementara itu di Seattle Lei Zang Si, Taman Tantra Satya Buddha, Villa Pelangi adalah tanah asal mula yg paling primitif.


                Setiap jam 4 sore, Buddha Hidup Lian Sheng Lu Sheng-yen melakukan kebaktian bersama dan ber-Dharmadesana di Lei Zang Si, setiap malam Minggu berkumpul bersama dan ber-Dharmadesana  di Lei Zang Si .
Hari Minggu melakukan homa di Villa Pelangi.
Setiap hari menulis buku di Taman Tantra Satya Buddha.
Hari Sabtu menemui para tamu dari mancanegara.

                Hari-hari spt ini tidak mudah berubah, demikianlah masa-masa hidup ini, berulang-ulang terus menerus tidak ada perubahan yg amat besar selama 10 tahun lebih, hikmah hari-hari itu adalah Satya Buddhagama telah berkembang, jiwa dan prajna manusia telah berkembang, telah tercipta perkembangan Tantrayana, telah menyadari Maha Siddhi Tantrayana.



                Satu demi satu buku telah tercipta. Buddha Hidup Lian Sheng dari sebutir pasir yg kecil sekali , sebuah ego yg kecil sekali, telah terkumpul sebuah kekuatan mendunia. Ini berawal dari kota Redmond , Seattle, Amerika Serikat.
                Itu berawal dari pegunungan dan rimba.
                Berawal dari danau yg sunyi dan terpencil.
                Berawal dari arus air yg bergemuruh.
                Satya Buddhagama ini, jauh dan juga cemerlang.

***


                Musim dingin di Seattle , kerapkali ada gerimis salju. Lagi-lagi ini adalah sebuah pemandangan yg berbeda, seluruh Seattle telah gelap gulita, kawasan pemukiman atau pinggiran kota, setelah dari bayangan pohon dan lereng, cahaya lampu pemukiman, menjadi lidah api yg bergelora tidak tenang.
Di tengah kegelapan malam, tersisa  cahaya lampu yg agak redup, samar-samar tampak jejak langkah manusia.

                Ini seperti sajak yg di tulis oleh Buddha Hidup Lian Sheng Lu Sheng-yen :
                Bergemuruh menyebabkan bertaburan di mana-mana
                Langit kelabu bagai segumpal kabut
                Jatuh di bumi
                Jatuh di dasar hati
                Di dalam hati meninggalkan jejak kaki yg basah
               Namun tidak terlihat satu bayangan manusia di ujung jalan
               Juga mirip kesunyian dan keterpencilan
               Juga mirip kesedihan desa
               Hujan di kota barat benar dan nyata
               Sebentar-sebentar meninggalkan jejak
                Membuka mata
               Membiarkannya terpukul
               Menghayati hujan Seattle

                Di suatu malam Sabtu bertepatan hujan musim salju di Seattle, Buddha Hidup Lian Sheng Lu Sheng-yen ber-Dharmadesana di atas Dharmasana Lei Zang Si, orang yg duduk di dalam aula utama sedang mendengarkan Dharma dgn seksama, sedangkan di luar aula utama sedang turun hujan dan gelap gulita.

                Ada sesosok bayangan gelap manusia , berpijak di jalan beraspal yg berwarna abu kehijau – hijauan, sambil memegang sebuah paying berjalan kemari, diluar pintu aula utama ia berkelebat  sangat cepat, ia mengatupkan payung , kemudian mendorong pintu kaca aula utama, ia merasakan semacam perbedaan antara di dalam aula dan di luar aula. Di luar aula dingin, di dalam aula hangat, membuatnya merasa nyaman, ia menanggalkan mantel pendeknya. Ia mengenakan jas lengkap, sama seperti orang lain, kemudian ia duduk di lantai mendengarkan Dharma.


                Orang ini buan orang lain, melainkan Chen Ping.
Malam itu, Buddha Hidup Lian Sheng Lu Sheng-yen kebetulan mengulas tentang menjauhkan diri dari tindakan asusila. Mengenai menjauhkan diri dari tindakan asusila, mesti lebih dulu berawal dari menjauhkan diri dari pikiran asusila, sekali pikiran asusila timbul, lalu pikiran asusila bertemu dgn sebab dan kondisi maka timbullah tindakan asusila, bagaimana menjauhkan diri dari tindakan asusila ?
                1. Menjauhi teman yg tidak benar
                2. Menghindari tempat yg tidak benar
                3. Jangan membaca buku yg tidak benar
                4. Jangan mendengarkan kata-kata negative

                Jika kita tidak menghindari teman yg tidak benar , maka walaupun hanya sekali, namun sdh terjebak. Dgn sendirinya semakin tercemar semakin dalam, tidak sadar bahwa semakin terperosok ke dalam alam rendah,perbuatan tidak lazim dan berfoya-foya telah menjadi kebiasaan. Sekali masuk ke tempat yg tidak benar, maka akan terbawa oleh arus, pikiran yg benar sulit sekali di pertahankan, dgn sendirinya hati jadi gelisah tidak menentu, terombang ambing sesaat, akhirnya masuk ke dalam perangkap, menyesal seumur hidup. Mengenai buku yg tidak benar dan kata-kata negatif, tidak lebih dari permainan sastrawan, kata-kata konyol dan kata-kata ejekan, novel porno dan lelucon porno, tentu cuma di buat-buat saja , jangan di percaya sebagai kenyataan. Manusia pada umumnya beranggapan bahwa tidak apa-apa membaca atau mendengar sekali-kali ; mana mungkin akan timbul bahaya besar, namun, tanpa kita sadari sdh membuat pikiran kita  berubah, tumbuh dan berkembang secara diam-diam, begitu sebab dan kondisi negatif menghampiri, maka diam-dam kita menerima bahayanya !

                Pendek kata, jauhkan diri dari tindakan asusila, jagalah diri, sedikit pun tdk boleh menentang prinsip, jangan lengah sedikit pun, lebih baik di ejek orang-orang  sbg org kolot dan kaku, jgn membuat diri sendiri jatuh ke alam rendah, jika biasanya kita tidak memperhatikan pencegahan, segalanya akan terlambat utk disesalkan !



                Setelah Chen Ping mendengarkan kata-kata Buddha Hidup Lian Sheng Lu Sheng-yen ini, menurutnya apa yg Beliau katakan adalah adalah mengenai dirinya sendiri,Chen Ping diam-diam mengangguk kan kepala.
Setelah Buddha Hidup usai ber-Dharmadesana , Beliau turun dari Dharmasana.

                Chen Ping mengejar ke depan, berkata, “Maha Guru Lu, aku berasal dari Taiwan, aku adalah Dr.Chen. Ada masalah lain yg ingin kutanyakan, bolehkah kita bertemu besok ? Dulu, sewaktu aku di Taiwan, aku pernah pergi ke rumah Maha Guru Lu yang ada di T’aichung.”
                Maha Guru Lu melihat Chen Ping sekilas, seakan-akan sudah tidak ingat lagi dgn Chen Ping. Chen Ping bergegas berkata,”Saat itu Maha Guru Lu berkata bahwa jika aku punya masalah, Maha Guru akan membantuku utk mengatasinya, jadi hari ini aku khusus terbang kemari.”

                Maha Guru Lu tertawa dan mengangguk-anggukkan kepala.
                Maha Guru Lu berkata, “Kaukah orang yg kemaluannya akan di kebiri ?”
                Chen Ping sangat terkejut, “Benar, benar, kejadian ini sdh bertahun tahun berlalu, ingatan Anda bagus !”

                                Maha Guru Lu mengulurkan tangan dan menepuk-nepuk pundak Chen Ping.
“Besok tengah hari kita bertemu.”
                “Ya, besok tengah hari.”
                “Di Lei Zang Si,” kata Maha Guru Lu.
                “Tepat waktu.”
                Sambil membawa payung, Maha Guru Lu menerobos hujan.

***



                Pada tengah hari, Buddha Hidup bertemu dengan Chen Ping.
Chen Ping sangat mengagumi daya ingat Buddha Hidup, “Kejadian sdh bertahun-tahun berlalu, sewaktu  di Taiwan Buddha Hidup setiap hari bertemu dengan 300 orang, berbincang-bincang tidak sampai beberapa kalimat,  kemarin malam aku mendadak datang ke Seattle, Anda segera bisa katakan, ini sungguh sangat hebat, benar-benar membuat orang kagum, kalau bukan aku dengar langsung, aku pun tidak berani percaya.”

                Buddha Hidup berkata,”Yang membuat mu sulit percaya masih belum Kukatakan. “
                “Maksudnya?” tanyaku.
                Buddha Hidup berkata, “Aku beritahukan Anda kejadian sebenarnya, Anda jangan terkejut, sesungguhnya sepuluh tahun  yg lalu, Anda datang ke gubuk Tai-ping, T’aichung utk mencari-Ku, setelah Anda selesai berkonsultasi, Anda pergi, sejak hari itu, Aku sdh melupakan masalahmu,, dirimu pun telah Kulupakan, sekali pun beberapa bulan kemudian, Anda datang mencari-Ku, Aku juga tidak ingat, apalagi kejadian ini telah berlalu 10 tahun lebih, lagipula Anda hanya salah satu dari 300 orang umat, bagaimana Aku bisa ingat ?”

                “Benar, benar, memang seharusnya begitu. Namun, begitu Anda bertemu aku kemarin, Anda segera mengatakan bahwa aku adalah orang yg kemaluannya di kebiri ?” aku sangat kaget.

                Buddha Hidup berkata, “Anda adalah Chi Zhu-zi!”
                “Siapa Chi Zu-zi?”
                “Chi Zu-zi adalah dewa!”
                “Buddha Hidup suka melucu, mana mungkin aku adalah dewa?”
                “Tidak , sekarang Anda tentu bukan dewa, namun, Anda memiliki tulang dewa,” kata Buddha Hidup dengan serius.
                “Aku tidak bisa percaya,”kataku.
                Kemudian, Buddha Hidup Lian Sheng menceritakan sebuah kisah misterius yg membuat orang terkejut dan takjub :
                Beberapa hari yg lalu, Beliau sedang menulis buku, sewaktu Beliau sedang berkonsentrasi, di sebelah kanan tiba-tiba muncul cahaya terang, cahaya terang ini bkn cahaya biasa, melainkan cahaya tanpa cela, berkilauan bagai sutera, cahaya terang semacam ini jarang terlihat.


                Dari dalam cahaya, muncul barisan kenderaan, setiap kenderaan terdiri dari bermacam-macam warna yg tak terhingga,  yg berwarna hijau memancarkan cahaya hijau, yg berwarna putih memancarkan cahaya putih. Ada pula yg berwarna hitam, kuning, merah, ungu. Warna cahaya sangat cemerlang dan berkilauan, juga menyilaukan bagai sinar mentari dan rembulan. Kemudian dari dalam kenderaan, keluar sesosok demi sesosok mahluk surgawi indah dan menakjubkan , setiap  sosok memancarkan sinar cemerlang.

                Diantaranya ada sesosok Dewi. Ia mengenakan jubah surgawi yg terbuat dari benang emas, di atas jubah surgawi bersulamkan mutiara,  ribuan mustika yg beragam memperindah, menakjubkan dan mulia, anggun dan indah, Dewi mengenakanmahkota ratna di kepala, di telinganya terurai perhiasan permata,cahaya warna cemerlang dan menyilaukan, alangkah anggun dan cantiknya.
                Sang Dewi berjalan perlahan-lahan, alamiah, kata-katanya sejuk dan lembut, tidak tercela, seakan-akan bagai suara menakjubkan yg tak terhingga,menebarkan puluhan jenis keharuman yg lembut dan mulia, barang siapa yg mendengarnya, segala kebiasaan buruk, dgn sendirinya tidak timbul.

                “Maha Guru, ganggu sebentar,” sang Dewi beranjali.
                Aku berhenti menulis , merasa luar biasa, beranjali, menatap angkasa, angkasa ini seakan-akan tidak terhingga.
                “Darimanakah Dewei berasal ? Apa gerangan tujuan kedatangan Anda ?” tanya Buddha Hidup.
                “Aku adalah Ny. Hong Hua, aku datang demi Chen Ping.”
                “Siapa Chen Ping ?”
                “Chen Ping adalah Chi Zhu-zi, putraku, Ny.Hong Hua. Chi Zhu-zi turun ke dunia Saha, ia telah menciptakan dosa yg tidak sedikit,  bila di teruskan maka ia tidak akan kembali ke surga, kini, ia akan datang mengunjungi Anda, kemaluannya di kebiri, mohon Anda mengajarinya, selain itu, mohon Anda mewariskan Dharma padanya, bila ia terus terperosok, maka kesempatan terlahir di surga terpaksa di hapuskan, tidak bisa terlahir lagi ke alam yg lebih baik.”

                Buddha Hidup sangat terperanjat mendengarnya.

                “Karena Dewi menyerahkan tanggung jawab, tentu harus di patuhi, apalagi ini adalah urusan mengajari orang, lebih merupakan kewajiban moral yg tidak boleh di tolak. Bagaimana Aku mengajari Chen Ping ?”
                “Mohon gunakan Fu aksara Shang, ajarkan Sadhana Tubuh Penjelmaan.”kata  Ny. Hong Hua.
                “Boleh,” Buddha Hidup setuju.

                Buddha Hidup terdiam sesaat kemudian berkata, “Sadhana Tubuh Penjelmaan, mesti menunggu sampai ubun-ubun Chen Ping muncul sinar putih, baru boleh diajarkan, ini adalah rumus dari Guru Sesepuh, tidak boleh ditentang. Dewi menyerahkan tanggung jawab, aku tentu ajarkan, namun, harus menunggu ubun-ubun Chen Ping muncul sinar putih.”

                “Tentu saja.” Sang Dewi berkata,”Setelah semua persoalan selesai, keturunanku dengan sendirinya akan berterima kasih pada Anda.”
                “Urusan mengajari orang adalah tanggung jawab-Ku. Aku tidak mengharapkan terima kasih darinya.”
                Sang Dewi dan para dewa tersentuh mendengarnya.
                Sang Dewi berkata, “Chen Ping mudah sekali di kenali, tepat di tengah-tengah keningnya ada sehelai benang emas pahala, dengan kata lain tulang dewa, Maha Guru pasti bisa melihatnya.”


                Kemarin malam Buddha Hidup Lian Sheng Lu Sheng-yen bisa mengenali Chen Ping karena melihat kening Chen Ping.
Sang Dewi dan para dewa beranjali kepada Maha Guru, “Kami pulang.”
                “Aku antar,” kata Buddha Hidup.
                “Tidak usah repot-repot.”
                Sekelebat keharuman, lalu lenyap.

                Kisah misterius ini sdh selesai di ceritakan. Stlh aku mendengarnya aku jadi merasa terlalu fiktif, Ny.Hong Hua, Chi Zhu-zi, dewa, mahluk surgawi. Semua ini sama sekali belum pernah terlintas dalam lautan benakku, spt masa kanak-kanak ku sendiri, masa kanak-kanak  dalam ingatanku, semua tempat yg istimewa, semuanya sdh tidak di temukan lagi, lagipula ingatan masa kanak-kanak semuanya telah menghambar, lebih-lebih pada kehidupan yg lampau, atau ingatan pada banyak kehidupan, otak kosong melompong, sedikit kesan pun tidak ada.

                Aku mendadak bimbang.
                Aku berkata kepada Maha Guru Lu, “Kalau memang mahluk surgawi lantas kenapa ?”
                “Sebaiknya melatih diri utk kembali ke surga.”
                “Bagaimana melatihnya ?”
                “Terlebih dahulu mematuhi  5 sila, Anda harus lebih dulu mematuhi 5 Sila.”
                “Apa itu 5 sila ?”
                “Sila membunuh, sila mencuri, sila berzinah, sila berdusta, sila mabuk-mabukan.”

                Begitu aku dengar, wajahku bersemu merah, “Sejujurnya, kelemahanku adaah mata keranjang, aku tidak bisa menjauhkn diri dari berahi, begitu aku melihat wanita, maka segera muncul pikiran negatif, bagaimana mengatasi hal ini ?”
                Begitu Maha Guru Lu mendengarnya, Beliau jadi tertegun, ucapan Chen Ping ini sangat terus terang.
                Aku berkata, “Kebiasaan buruk sudah lama mencemari diri, sekali melihat wanita, aku segera teringat suara desahan mereka, ranjang mengeluarkan bunyi guncangan, gerakan indah dari tubuh bugil yg elok, segalanya adalah bulat, payudara dan bokong yg montok. Seperti cakar kucing , tangan yg mencakar kita erat-erat, adapula wajah yg mendidih, mata yg indah, dan lain sebagainya.”

                Maha Guru berkata,”Aku rasa kisah Bhiksu di pagoda tinggi Vihara Jin Shan harus di ganti. Kisah dulu mengisahkan, Bhiksu tua berkata kepada Bhiksu kecil bahwa walaupun banyak perahu yg hilir mudik di sungai ini, namun sebenarnya hanya ada 2 perahu, yang pertama adalah nama, yg kedua adalah keuntungan. Kini kisah ini telah di ganti, walaupun banyak perahu yg hilir mudik, sebenarnya hanya ada 3 perahu, yg pertama masih adalah nama, yg kedua masih adalah keuntungan, masih ada satu lagi yaitu seks.”

                Aku berkata, “Benar juga ! Penggantian yg bagus, setelah memiliki nama dan keuntungan,, tentu adalah kepuasan nafsu seks.”

                Maha Guru Lu berkata, “Nafsu utama manusia hanyalah harta, seks, dan reputasi saja!” Karena Anda tidak berdaya melupakan seks, Aku nasehati Anda, Aku akan menolongmu dgn Fu aksara Shang, namun, lebih baik melakukan hubungan intim yg sah, jgn lagi berzinah dan menciptakan karma, jika Anda di kebiri lagi, Aku pun tidak berdaya menolong Anda lagi. Mengenai ewarisan Sadhana Tubuh Penjelmaan kepada Anda, harus menunggu sampai ubun-ubun Anda benar-benar muncul sinar putih, barulah bisa di wariskan, tiba waktunya, Anda datang lagi dan carilah Aku ! Ini adalah permohonan dari ibunda Anda !”


                Seusai bicara , Maha Guru Lu menggambar Fu :
                “Langit bundar bumi persegi. Menitahkan sembilan Zhang. 
                  Kini Aku menggambar Fu.Semoga sehat walafiat.”


                Fu ini memiliki 4 aksara rahasia di dalamnya.
Yang pertama adalah aksara “Shang”  ----- di atas ada tiga titik, yaitu tiga sosok agung di alam semesta, menjadikan mulut suci-Nya sebagai titah, kanopi pusaka melambangkan makna mengerudungi.
Yang kedua adalah aksara “Yu’ ------Yu (sayap) artinya telah terbang pergi, telah di kebiri, kini, artinya telah terbang pulang, telah pulih.
Yang ketiga adalah aksara “Gui” ------- makna dari Gui (setan) sangat dalam, setan adalah manusia juga, manusia juga adalah setan, yaitu Chen Ping sendiri.
Yang keempat adalah aksara “”Qi” ------ Qi adalah prana primordial, hawa bocah yg asli, satu pprana primordial ini, meresap ke dalam tubuh Chen Ping, Chen Ping kembali memperoleh prana sejati primordial, maka prana gaib yg asli telah pulih, serta penuh dengan kekuatan dan stamina.

                “Fu aksara Shang” milik Maha Guru Lu adalah warisan sejati dari Taois Qing Zhen (Bhiksu Liao Ming), Fu jenis ini manjur utk semua penyakit, luar biasa jitu, sudah banyak org yg di selamatkan, Fu ini adalah silsilah agung dewa Tian Yi (pengobatan langit) dan dewa Tan De (pahala langit).


                Bukankah Buddha Hidup Lian Sheng Lu Sheng-yen menggambar Fu aksara “Shang” ini kepada Chen Ping berarti membantu Chen Ping menciptakan karma ? Ada org mengatakan bahwa mata keranjang sdh menjadi sifat Chen Ping, ia adalah seorang buaya besar, utk apa menolongnya. Sekalipun ia telah di kebiri, telah binasa, bukankah itu adalah keberuntungan besar, utk apa menolong org semacam ini ? Maha Guru Lu sungguh tidak berhati-hati dalam menolong orang.

                Meskipun demikian, Buddha Hidup sedari awal sdh memperingatkannya, sebaiknya berhubungan intim yg sah, jgn lagi menciptakan karma lewat perzinahan, asalkan manusia, juga pasti akan memberikannya satu kesempatan lagi, menolong org tanpa batas, ini sungguh adalah profesi seumur hidup, tidak mengabaikan satu insan pun.


                Fu terdiri dari 3 lembar, satu hari satu lembar, di bakar lalu seduh dgn air.
Lembaran Fu yg pertama telah di makan,aku jadi terus menerus muntah kosong, muntahnya sangat mengerikan, sekali demi sekali, hampir saja cairan lambung di muntahkan keluar, situasi ini merupakan situasi di mana pejabat akhirat yg bersembunyi di dalam tubuh dalam sekejap di paksa keluar.

                Pejabat akhirat ini betah tinggal di dalam tubuhku, ia makan apa saja yg aku makan, ia minum apa saja yg aku minum, sebentar saja ia telah terusir keluar, pejabat akhirat tidak rela, namun begitu ia menengadahkan kepala tampak titah 3 sosok agung,  yg bisa di lakukannya cuma lari terbirit-birit sambil merangkak dan terkencing-kencing, keluar dari dalam tubuhku.  Sebenarnya bkn juga karena melarikan diri, melainkan krn suara gemuruh membuatnya terpental keluar.

                Begitu lembaran yg kedua Fu di makan, semula alat kelamin itu menyusut erat , spt dalam rumput terselubung mutiara, perlahan-lahann muncul kepala, tidak hanya begitu, seakan-akan dari dalam memanas dan menggembung,  spt roket yg di tembakkan ke angkasa, terkulai turun, juga muncul sebuah pilar penyokong surga , panjang dan berani pula.

                Begitu lembaran Fu yg ketiga di makan,  tak disangka aku jadi mengantuk dan tidur panjang. Begitu bangun, aku bercermin, bahkan aku sendiri pun terperanjat, aku seakan akan menjadi pemuda yg penuh dgn vitalitas, wajahku berseri-seri, sekujur diriku telah berubah, tenaga di dalam tubuhku bergelora,  meminjam sepatah kalimat dalam novel silat, api tungku hijau murni, hati mengikuti perputaran pikiran, potensi tidak terhingga, stamina yg membara-bara trs mengalir deras tanpa henti.


                Begitu pejabat akhirat tsb melihat kecemerlangan demikian, ia tidak berani lagi masuk kedalam tubuhku, sambil menggenggam titah akhirat, ia pergi ke akhirat utk menemui Raja Akhirat.
Awalnya raja Akhirat murka.
Pejabat akhirat mengatakan itu adalah titah 3 sosok agung.
Bahkan Raja Akhirat pun tertegun.

                Raja Akhirat berkata, “Di dunia ini sdh jarang ada org yg mengerti Fu aksara Shang, lagipula sdh lama punah!  Jangan-jangan Buddha Hidup Lian Sheng Lu Sheng-yen.”
                Aku tinggal di Seattle, Amerika Serikat selama 1 minggu, menjelang pergi  aku menemui Buddha Hidup Lian Sheng Lu Sheng-yen sekali lagi.
Maha Guru Lu berkata, “Berhasil ?”
“Bisa.” jawabku.
                Maha Guru Lu berkata, “Kenikmatan di pelaminan pada dasarnya bkn hubungan intim yg tidak sah, walaupun kenikmatan suami istri tidak mendatangkan luka dan rintangan, namun, kenikmatan tidak boleh berlebihan, berahi tidak boleh terlalu bebas. Berahi yg terlalu bebas akan menjadi masalah, kenikmatan berlebihan akan menimbulkan kesedihan. Stamina manusia terbatas, hasrat berahi tdk terbatas, dgn stamina yg terbatas utk memenuhi hasrat berahi yg tdk terbatas, tidak heran anak muda meninggal dalam usia muda, usia blm tua namun tenaga sudah duluan rapuh.”

                “Terima kasih atas nasihat Anda !”

                Maha Guru Lu melanjutkan, “Api berahi membakar, stamina dan sum-sum telah melebur, org yg menuruti nafsunya akan mengalami kemunduran daya ingat, pikiran pun tidak terpusat, kesadaran menurun, sebagian besar org yg berguna akan menjadi tidak berguna. Anda adalah dokter, tentu tahu bahaya dari memakai narkoba, keserakahan berahi sama dengan memakai narkoba, kedua-duanya akan membuat ketagihan, berahi ini  bagaikan racun, akan membuat stamina mudah rapuh dan ratusan penyakit menjangkit.”

                “Tahu. Tahu.”

                Maha Guru Lu menitipkan selembar memo kepadaku, di atasnya tertulis :



                Bayangkan dengan tenang  di seluruh tubuh bugil yg elok tsb muncul serangga yg menggerogoti di mana mana, bagian dalam tulang sendi, semuanya bagaikan sarang lebah. Renungkanlah bahwa tubuh wanita yg cantik kelak pasti akan demikian pula.
                Bayangkan  dengan tenang kulit dan daging tubuh  bugil yg elokt sb telah di makan habis oleh cacing, yg tersisa cuma ligamen pada tulang, bagai tali yg mengikat kayu bakar, membuat kita tidak berani. Renungkanlah bahwa daging dan kulit wanita yg mulus kelak pasti akan demikian pula.
                Bayangkan dengan tenang sendi tubuh bugil yg elok tsb telah membusuk, tulang sendi berserakan di mana-mana. Renungkanlah bahwa wanita cantik menjelma menjadi tulang putih, kelak pasti akan demikian pula.
                Bayangkan dgn tenang tubuh bugil yg elok terbakat oleh api, hangus di seluruh tanah, barangkali berwarna abu-abu atau berwarna putih, tidak tahan di lihat, seluruhnya adalah pasir dan debu. Renungkanlah bahwa setelah meninggal dunia berubah menjadi debu, elak pasti akan demikian pula.
                Bayangkan dengan tenang tubuh bugil yg elok, pada dasarnya adalah tumpukan tulang belulang putih, barangkali di makan oleh serangga, atau di gigit oleh anjing, renungkanlah, apa yg patut di kagumi darinya. Renungkanlah bahwa dalam sekejap mata kelak pasti akan demikian pula.


                Ini adalah “Visualisasi Tulang Belulang Putih” dalam agama Buddha .
Aku mengerti niat baik Maha Guru Lu. Aku segera terima, hatiku penuh dengan rasa syukur.
                Maha Guru Lu berkata,”Jodoh Anda dengan dunia fana  belum berakhir, berhati-hatilah, jangan lagi mengulangi kesalahan yg sama !”
                “Terima kasih banyak ! Selamat tinggal dulu !”
                “Setelah Anda  mengerti nanti, Anda mesti datang lagi mencariku,” kata Maha Guru Lu.
                “Tentu saja,” kataku.
                Menjelang perpisahan Maha Guru Lu berkata lagi, “Ingat , melatih diri kembali ke surga itu penting !”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar